Senin, 24 Mei 2010

catatan diagram

Festival Budaya Indonesia Pukau Publik Moskow ( TUGAS BEBAS 1)

Moskow (ANTARA) - Festival Budaya Indonesia tampil memukau publik di Moskow dalam acara peringatan ulang tahun ke-60 hubungan Indonesia dan Rusia yang digelar di Concert Hall MIR, Moskow, Senin (24/5) Malam.

Penampilkan kesenian tari tarian dan peragaan busana karya perancang Indonesia dengan pragawati dari Rusia dan Indonesia mendapat sambutan dari masyarakat Rusia memenuhi gedung yang berkapasitas 900 tempat duduk.

"Bagus sekali," ujar Maria Mitsura (18), gadis Rusia yang tengah belajar bahasa Indonesia di Universitas Negeri Moskow jurusan sejarah Indonesia.

Sinta, panggilan Maria Mitsura, anak pertama keluarga Rusia itu datang bersama dua rekannya, Katkina Oksana, yang disapa Oka dan Ivanova Anastasia, yang dipanggil Niken, yang belajar di Universitas Negeri Moskow.

Sinta tidak henti hentinya mengagumi penampilan para penari Indonesia yang khusus dibawa Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI untuk mengisi Festival Budaya Indonesia yang akan digelar di tiga kota di Rusia yaitu di Moskow, Tver dan St Petersburg.

Sementara itu Dwiki Dharmawan yang menampilkan musik "Rhythm Of Indonesia" mengakui kekayaan musik Indonesia sangat beragam dan bila dieksploitasi tidak akan ada habisnya.

Dwiki Dharmawan yang baru kembali dari Italia mengatakan bahwa musik tidak bisa lepas dari tari tarian yang ditampilkan dalam festival budaya Indonesia di Rusia yang bertema "The Colour of Indonesia".

Menurut Dwiki, penampilan "Rhythm of Indonesia" memadukan musik yang intronya dari Kalimantan dan disambut vokal dari gaya Minang dan masuk Melayu dan diikuti musik dari Papua dan disusul musik dari Banyuwangi dan juga dari daerah Sumatera Utara.

Kelompok Musik "Indonesia Ethnic Ansamble" itu menjadi pertunjukan yang menarik karena memadukan kekayaan dan keragaman musik Indonesia menggunakan instrumen Rebana (terbang), Gendang Melayu, Kendang Sunda, Talempong, Kecrek, Bedug Dol Tabuik dan lain lain dalam irama yang enerjik mendapat sambutan penonton.

Masuki babak baru

Sementara itu, Duta Besar RI untuk Moskow Dr Hamid Awaluddin kepada koresponden Antara London mengakui bahwa hubungan diplomatik antara Republik Indonesia dan Federasi Rusia telah memasuki babak baru dalam perjalanannya yang ke-60 tahun.

"Suatu periode yang cukup panjang dan dewasa dari perjalanan usia manusia. Dan kini, hubungan antara Indonesia dan Rusia pun telah memasuki babak yang semakin erat," ujarnya.

Penampilan hari pertama festival Budaya Indonesia merupakan salah satu bentuk kerja sama antara Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia bersama Kementerian Kebudayaan dan Sinematografi Federasi Rusia.

Acara yang bertujuan tidak hanya untuk memperkenalkan keragaman Budaya Indonesia kepada rakyat Rusia, tetapi juga untuk mempererat hubungan antara kedua bangsa, sekaligus memperingati 60 tahun hubungan bilateral Indonesia-Rusia diawali dengan tarian Kembang Topeng, dari Jakarta yang disusul dengan tari Kerincing Mas dari Yogjakarta.

Sementara itu peragaan busana diawali dengan menampilkan rancangan busana karya perancang Didi Budiarjo yang diiringi musik karya composer Rusia Rachmaninov itu dibawakan oleh peragawati Indonesia dan juga Rusia itu sebagai simbol persahabatan kedua negara.

Peragaan busana dilanjutkan dengan karya rancangan Stephanus Hamy yang diiringi dengan alunan musik dari "Indonesian Ethnic Ansamble" dan dilanjutkan peragaan busana dari rancangan Tuti Cholid merupakan persembahan dari Yayasan Sulam Indonesia yang dibawa Kuntari Sapta Nirwandar.

Festiva Budaya Indonesia diakhiri persembahan Rateuh Saman dari Aceh dengan diiringi nyanyian yang disuarakan para penari sambil mengikuti gerak-gerak tarian dan dipandu oleh seorang Syeh.

Gerakan penari yang serentak menjadi makin cepat sambil mereka duduk bersimpuh dalam suatu barisan yang lurus di lantai yang merupakan perkembangan dari gerakan-gerakan ritual yang mengiringi Umat Islam yang sedang berdoa dengan memuja Asma Allah itu menutup festival Budaya Indonesia.

SUMBER : ANTARA

Nilai Saham AS Anjlok ( TUGAS BEBAS 2)

Saham-saham AS merosot, Senin (24/5), di tengah kekhawatiran baru atas krisis utang Eropa yang dipicu oleh penyelamatan bank tabungan Spanyol.

Dow Jones Industrial Average kehilangan 126,82 poin (1,24 persen) menjadi berakhir di 10.066,57. Penurunan itu memperpanjang kerugian besar pekan lalu ketika indeks blue-chip menyusut lebih dari empat persen dan sempat jatuh di bawah titik sensitif 10.000 poin. Indeks komposit Nasdaq merosot 15,49 poin (0,69 persen) menjadi 2.213,55 sementara pasar lebih luas indeks Standard & Poor’s 500 turun 14,04 poin (1,29 persen) menjadi 1.073,65.

Pasar dibuka pada catatan bearish (lesu) setelah bank sentral Spanyol akhir pekan lalu menyelamatan bank tabungan daerah CajaSur dan langkah itu membebani Spanyol keuangan publik yang sudah tegang. Penyelamatan CajaSur dilakukan karena pemerintah Spanyol memperkenalkan putaran baru langkah penghematan untuk membawa defisit publik ke sebuah batas zona euro tiga persen dari produk domestik bruto, dari 11,2 persen tahun lalu.

Bailout (dana talangan) utang tersebut memperbarui kekhawatiran zona euro yang telah menyeret pasar turun dalam beberapa pekan terakhir. "Langkah itu memicu putaran lain kekhawatiran mengenai kesehatan sistem keuangan di negara itu meskipun ada rencana penyelamatan besar Uni Eropa/IMF," kata Frederic Dickson, kepala analis pasar di DA Davidson & Co.

"Investor akan terus mengikuti opera sabun yang berlangsung di Eropa dan pergerakan euro dalam menanggapi perubahan harapan investor tentang bagaimana situasi utang habis di Yunani, Portugal, dan Spanyol," katanya.

Wall Street menerima dorongan sementara Senin ketika data industri menunjukkan lompatan dalam penjualan rumah (existing-home) di AS. Hal ini mengurangi kerugian oleh aksi lepas tengah hari, tapi aksi jual belakangan di tengah kekhawatiran terhadap Eropa menarik saham turun.

"Peningkatan yang solid dalam penjualan rumah yang telah ada membantu memperbaiki beberapa kerusakan dalam perdagangan pagi, tapi sentimen tampaknya masih berhati-hati di tengah latar belakang krisis utang zona euro, diperburuk oleh bailout pemerintah akhir pekan untuk bank daerah Spanyol," kata analis di Charles Schwab & Co.

National Association of Realtors (NAR) mengatakan penjualan rumah yang telah ada meningkat sebesar 7,6 persen ke tingkat tahunan yang disesuaikan berkala 5.770.000 unit pada April, dari revisi naik 5.360.000 pada Maret.


SUMBER : KOMPAS.com

FENOMENA GAYUS TAMBUNAN

INDONESIA memang negeri yang amat lucu. Coba bayangkan,Gayus Tambunan,pegawai negeri golongan IIIA di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (Ditjen Pajak Kemenkeu), yang baru bekerja selama 10 tahun, ternyata memiliki simpanan uang Rp28 miliar di rekeningnya.

Gaji dan honor Gayus Rp 12,1 juta. Uang Rp28 miliar di rekening Gayus sama dengan gajinya untuk bekerja selama 192,8 tahun! Sementara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, orang nomor satu di negeri ini, kekayaan yang dilaporkannya ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjelang Pilpres 2009 hanya Rp7 miliar! Kekayaan Gayus Tambunan memang sungguh mencengangkan. Betapa tidak, penulis saja yang sudah menjadi pegawai negeri sipil selama 26 tahun dengan posisi sebagai profesor riset sejak 2006 dengan pangkat tertinggi pegawai negeri sipil pembina utama golongan IV/e hanya bergaji Rp5 juta per bulan dan memiliki kekayaan ratusan juta rupiah saja. Alangkah Lucunya (negeri ini), judul film yang diputar perdana Senin malam (12/4) di Bioskop KC 21, Planet Hollywood, Jakarta. Judul itu amat mengilhami penulis dalam membuat lead artikel ini.

Kelucuan bukan saja pada jumlah uang yang dimiliki Gayus, melainkan juga pada mengapa kasus ini baru terungkap setelah Komjen Pol Susno Duadji, mantan Kabareskrim Mabes Polri,mengungkap adanya makelar kasus perpajakan di tubuh Polri? Kita semua tahu, persoalan korupsi di tubuh Direktorat Jenderal Pajak sudah lama tercium.Namun, mengapa baru sekarang terungkap? Gayus hanyalah pion kecil dari kasus ini.Bukan mustahil ada juga Gayus-Gayus lain di institusi tersebut yang “terpaksa”melakukan korupsi terkait “budaya kerja” di institusi itu.Bukan mustahil Gayus melakukan itu karena atasannya menekan. Jika ia tidak melakukannya, bukan mustahil ia akan dipindahkan ke daerah yang jauh dari keramaian.

Tak aneh jika Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengambil langkah untuk membebastugaskan 10 pemimpin Gayus di Direktorat Keberatan dan Banding Ditjen Pajak. Ungkapan Susno Duadji bahwa kasus itu dapat diungkap hanya dalam tiga hari amat masuk akal karena semuanya sudah amat transparan.Persoalannya, apakah masalah korupsi ini akan diungkap sampai ke akar-akarnya atau hanya akan berhenti pada Gayus beserta 10 atasannya dan perwira menengah serta perwira tinggi Polri yang diduga terlibat dalam kasus ini?

Budaya Instan
Seluk-beluk korupsi yang dilakukan Gayus terkait dengan “budaya instan” yang melanda sebagian pegawai negeri sipil serta pegawai di instansi pemerintah lain yang ingin cepat kaya. Lantaran kemiskinan yang mereka derita selama ini,tidak sedikit generasi muda pegawai negeri sipil yang terjangkit penyakit “ingin cepat kaya” dengan cara apa pun. Jika itu mereka lakukan melalui cara-cara halal seperti berbisnis atau melipatgandakan uang melalui reksa dana, hal itu merupakan suatu yang wajar walau tidak mungkin dalam 10 tahun seorang pegawai negeri bisa memiliki kekayaan Rp28 miliar.

Alih-alih mereka berusaha meningkatkan kualitas diri dan mengikuti jalur tingkatan jabatan melalui pendidikan dan pengalaman kerja, pegawai negeri sipil semacam Gayus justru melihat kesempatan emas menjadi kaya karena posisinya yang strategis di Direktorat Keberatan dan Banding Ditjen Pajak. Penulis pernah kagum kepada mereka yang bekerja di direktorat tersebut karena secara berapi-api mereka amat pro pada wajib pajak yang katanya terlalu besar membayar pajaknya kepada negara. Kini penulis baru terbuka matanya, bahwa apa yang mereka lakukan tidak semuanya bersifat “altruism” (tanpa pamrih), melainkan “ada udang di balik batu”.

Yang terungkap pada kasus Gayus mungkin hanyalah puncak gunung es.Masih banyak lagi “Gayus- Gayus lain”yang mungkin korupsinya lebih besar atau lebih kecil.Tak aneh bila kasus ini menjadi guyonan pula di antara teman-teman penulis dengan kalimat: “Kalau orang gak suka bergaul namanya gak gaul. Kalau orang yang sudah lama kerja tapi gak kaya-kaya seperti kamu dan aku, namanya gakGayus!” Alangkah baiknya jika persoalan korupsi di Ditjen Pajak ini bukan melulu dilihat dari kacamata remunerasi akibat dari reformasi birokrasi di pemerintahan, melainkan juga dari sisi psikologi orang yang bekerja di direktorat tersebut. Selain persoalan “budaya instan” tersebut, ada pula budaya “solider” dalam artian yang negatif.

Maksudnya, mereka melakukan itu karena rasa solidaritas sesama pegawai yang kemudian dibagi-bagi kepada sesamanya atau di direktorat lain yang “kering” atau mereka takut dikucilkan oleh temantemannya karena dianggap tidak solider dan “sok suci”. Negeri ini memang lucu, orang yang suci dan ingin berbuat kebajikan untuk negara kadang justru diasingkan oleh lingkungannya. Penulis yakin tidak sedikit dari mereka yang bekerja di Ditjen Pajak adalah orangorang yang jujur. Namun nasib mereka justru tidak sebaik orang seperti Gayus, baik dari segi ekonomi, posisi jabatan maupun wilayah kerja. Gayus yang sudah tertangkap basah karena diduga melakukan korupsi dapat saja menjadi pahlawan dalam artian positif. Ia dapat saja membuka segala ketidakberesan yang terjadi di lingkungan tempatnya bekerja demi membersihkan bekas institusinya. Memang dia akan dianggap tidak solider oleh kawan atau atasannya.

Namun hanya dengan itu dia akan mendapatkan keringanan hukuman jika di dalam pengadilan baru nantinya ia terbukti bersalah melakukan korupsi. Meski namanya sempat tercemar, bagi Gayus jika ia insyaf dan ingin menjalani kehidupan baru dengan batin yang tenang, berlaku pemeo “lebih terhormat menjadi mantan koruptor yang sadar akan kesalahannya dan berubah menjadi orang yang baik ketimbang menjadi mantan orang baik-baik yang terjerumus menjadi koruptor”!

SUMBER : SEPUTAR INDONESIA

PERSIAPAN UTS

Menjelang ujian tengah semester ini, persiapan yang saya siapkan tidaklah terlalu monoton. Cukup memfoto-copy materi dari dosen dan catatan-catatan teman yang lebih lengkap. Tidak berarti saya meremehkan soal yang akan keluar. Saya juga sering bertanya kepada teman apabila ada materi yang tidak saya mengerti.

LALU LINTAS DI DEPAN KAMPUS

Berhubung kampus yang saya dapatkan adalah kampus yang terletak di daerah kelapa dua, maka rawan sekali macet di karenakan jalan akses ui tersebut adalah jalan alternatif bagi pengguna jalan yang ingin bertujuan kearah pasar minggu dan kramat jati. Ditambah lagi angkutan-angkutan umum yang berjubel memenuhi depan jalan kampus. Mereka mengetem untuk mencari penumpang. Jalan yang tidak terlalu lebar dan lampu merah perempatan yang tidak terlalu jauh letaknya, menjadi salah satu penyebab kemacetan juga. Apalagi tukang ojek yang parkir tidak beraturan memenuhi bahu jalan.